
Pernahkah kamu merasa terjebak dalam bayang-bayang masa lalu yang menyakitkan? Mungkin kamu pernah mengalami peristiwa traumatis yang bikin kamu merasa hancur, tidak berharga, atau bahkan menyalahkan diri sendiri. Perasaan-perasaan ini seringkali menjadi bagian dari trauma yang bisa memengaruhi citra diri kita secara mendalam.
Bayangkan trauma itu bukan cuma soal luka fisik, tapilebih dalam lagi, bahkan ia meninggalkan jejak psikologis yang bisa mengubah cara kita melihat diri sendiri dan dunia. Dalam proses penyembuhan trauma, banyak orang fokus pada gejala-gejala yang muncul, seperti kecemasan, depresi, atau flashback. Padahal, ada satu elemen yang sering terabaikan tapi punya peran yang sangat penting yaitu citra diri.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana citra diri yang sehat dan positif menjadi kunci utama untuk bangkit dan pulih sepenuhnya dari trauma. Kita akan bedah kenapa citra diri yang rusak bisa menghambat pemulihan, dan bagaimana kamu bisa mulai membangunnya kembali langkah demi langkah.
Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Citra Diri
Sebelum kita melangkah lebih jauh, kita perlu paham dulu apa itu citra diri. Menurut Chaplin (2009) dalam tesis yang diterbitkan oleh Raden Fatah, citra diri atau self-image adalah gambaran mental yang dimiliki orang tentang dirinya. Ini adalah “potret” yang kita pegang di kepala kita sendiri, yang mencakup bagaimana kita melihat penampilan fisik, kemampuan, kekurangan, dan kelebihan kita.
Setelah mengalami trauma, potret ini seringkali menjadi buram atau bahkan terdistorsi. Korban trauma bisa saja merasa dirinya lemah, tidak berdaya, atau bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Hal ini membuat citra diri menjadi negatif dan menghancurkan fondasi kepercayaan diri.
Membangun kembali citra diri yang positif setelah mengalami luka atau trauma merupakan langkah penting dalam proses penyembuhan. Proses ini menuntut kita untuk berani melihat diri sendiri dengan cara pandang yang baru.
Seperti yang di katakan oleh Bessel van der Kolk di dalam bukunya The Body Keeps the Score: Brain, Mind, and Body in the Healing of Trauma:2014 hlm. 289, “Penyembuhan dari trauma bukan hanya tentang mengatasi masa lalu, tetapi juga tentang menciptakan kembali hubungan dengan diri sendiri. Ini adalah proses untuk menyusun ulang narasi diri, di mana korban trauma beralih dari memandang dirinya sebagai ‘rusak’ atau ‘tidak berharga’ menjadi individu yang kuat, utuh, dan mampu. Perjalanan ini sering kali dimulai dengan pengakuan akan kekuatan dan ketahanan yang telah mereka tunjukkan dalam bertahan hidup.”
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa penyembuhan trauma adalah sebuah perjalanan untuk menemukan kembali diri sendiri. Dengan mengubah narasi diri dari “korban” menjadi “individu yang tangguh”, kita bisa mulai membangun citra diri yang baru dan lebih kuat, bukan lagi yang terfragmentasi oleh pengalaman pahit di masa lalu.
Kenapa Citra Diri Sangat Penting dalam Penyembuhan Trauma?
Trauma seringkali datang dengan perasaan tidak berharga, malu, dan bersalah. Perasaan-perasaan ini langsung menyerang citra diri kita. Tanpa citra diri yang kuat, proses pemulihan akan terasa seperti berjalan di tempat yang licin dan gelap. Berikut adalah beberapa alasannya:
- Meningkatkan Resiliensi: Orang dengan citra diri yang positif cenderung lebih tangguh atau resilien. Mereka percaya pada kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan dan bangkit dari kesulitan. Keyakinan ini sangat penting saat menghadapi naik turunnya proses penyembuhan.
- Menurunkan Gejala Trauma: Ketika kita memiliki pandangan positif tentang diri sendiri, kita cenderung tidak akan menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Ini bisa membantu mengurangi rasa malu dan depresi yang sering menyertai trauma.
- Memotivasi untuk Mencari Bantuan: Seseorang yang menghargai dirinya sendiri akan merasa pantas untuk mendapatkan pertolongan. Ini memotivasi mereka untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional.
Dalam proses penyembuhan trauma, cara kita melihat dan menilai diri sendiri memiliki peran yang sangat penting. Peran ini sering kali menjadi pondasi yang menentukan keberhasilan dari proses pemulihan itu sendiri. Menurut Judith Herman dalam bukunya “Trauma and Recovery: The Aftermath of Violence:From Domestic Abuse to Political Terror:1992 hlm. 235, menyebutkan bahwa, “Citra diri yang terfragmentasi (terpecah-pecah) adalah luka mendalam dari trauma, yang mengakibatkan perasaan tidak berharga dan disosiasi. Oleh karena itu, penyembuhan yang sejati harus melibatkan penyusunan kembali narasi diri, membangun kembali hubungan antara pikiran, tubuh, dan jiwa. Ini bukan hanya tentang mengatasi peristiwa masa lalu, tetapi juga tentang menciptakan citra diri yang utuh, yang mampu memeluk semua bagian dari pengalaman kita, baik yang gelap maupun yang terang.”
Kutipan di atas menunjukkan bahwa penyembuhan trauma bukanlah sekadar melupakan masa lalu, melainkan sebuah proses untuk membangun kembali citra diri yang hancur. Dengan membangun narasi diri yang baru dan utuh, kita bisa kembali terhubung dengan diri sendiri dan menemukan kekuatan untuk pulih
Langkah-langkah Membangun Kembali Citra Diri yang Positif
Membangun kembali citra diri setelah trauma bukanlah hal yang instan, tapi setiap langkah kecil akan sangat berarti. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa kamu terapkan:
- Menerima dan Memaafkan Diri Sendiri (Self-Compassion): Seringkali, korban trauma menyalahkan diri sendiri. Menerapkan self-compassion berarti memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan dan pengertian, alih-alih menghakimi. Mengakui bahwa kamu telah melakukan yang terbaik yang kamu bisa pada saat itu adalah langkah awal yang sangat kuat.
- Membuat Jurnal atau Menulis Pengalaman: Menulis bisa menjadi cara yang sangat terapeutik untuk memproses emosi dan pengalaman traumatis. Melalui tulisan, kamu bisa melihat bahwa dirimu lebih dari sekadar pengalaman buruk itu.
- Menghubungi Dukungan Sosial: Berbagi cerita dengan orang yang kamu percaya bisa menjadi jembatan untuk mendapatkan validasi dan dukungan. Mendapatkan pandangan dari luar bahwa kamu tidak sendiri dalam perjuangan ini bisa sangat membantu.
- Menemukan Kekuatan Diri: Kenali kekuatan dan kelebihan yang kamu miliki, sekecil apa pun itu. Fokus pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan, bukan pada hal-hal yang tidak bisa kamu ubah di masa lalu.
- Mencari Bantuan Profesional: Ini adalah langkah yang paling penting. Seorang profesional seperti psikolog atau konselor bisa membantumu mengidentifikasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih sehat. Mereka juga bisa memberikan strategi yang terstruktur untuk membangun kembali citra diri yang sehat.
Lakukan Perubahan Sekarang Bersama Talenta Mastery Academy!
Mengubah citra diri setelah trauma bukan hal mudah, tapi bukan berarti mustahil. Ada banyak pendekatan yang bisa dilakukan, salah satunya adalah melalui pelatihan.
Salah satu sumber terpercaya yang banyak membahas mengenai terapi dan self-healing adalah buku “Terapi Perilaku Kognitif” yang ditulis oleh David Burns. Dalam bukunya, Burns menjelaskan bahwa melalui terapi kognitif, seseorang dapat belajar untuk mengidentifikasi dan mengubah pikiran-pikiran negatif yang otomatis muncul setelah trauma. Proses ini membantu orang untuk membangun ulang citra diri yang lebih objektif dan realistis.
Oleh karena itu, Talenta Mastery Academy hadir dengan membawakan sebuah pelatihan transformatif yang akan membawa kamu pada pemahaman baru tentang kekuatan batinmu. Talenta Mastery Academy percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk bangkit dari masa lalu yang menyakitkan, dan kunci utamanya sering kali tersembunyi dalam cara kita memandang diri sendiri.
Melalui pelatihan ini, Talenta Mastery Academy akan membimbing kamu untuk mengeksplorasi koneksi mendalam antara trauma dan citra diri. Talenta Mastery Academy akan membongkar mitos dan memberikan kamu alat praktis untuk membangun kembali fondasi diri yang kokoh, sehingga kamu bisa melangkah maju dengan penuh keberanian.
Bayangkan dengan bergabung dalam pelatihan ini kamu akan merasakan manfaat:
- Pemahaman Mendalam: Kamu akan mengerti mengapa trauma sering kali memengaruhi cara Anda melihat dan menilai diri sendiri.
- Strategi Praktis: Pelajari teknik-teknik teruji untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang terbentuk akibat trauma.
- Peningkatan Kepercayaan Diri: Bangun kembali rasa percaya diri yang mungkin hilang, sehingga kamu dapat menghadapi tantangan baru dengan lebih optimis.
- Pengelolaan Emosi: Kuasai cara mengelola emosi yang meluap-luap dan sulit dikendalikan, serta temukan cara untuk menenangkan diri saat kamu merasa kewalahan.
- Pembentukan Batasan yang Sehat: Belajar untuk menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan dan interaksi sosial, melindungi diri kamu dari potensi luka lebih lanjut.
- Akses ke Komunitas Supportif: Terhubung dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa, berbagi cerita, dan saling menguatkan dalam perjalanan penyembuhan.
- Membuka Potensi Diri: Temukan kembali kekuatan dan bakat tersembunyi yang mungkin selama ini tertutup oleh bayangan trauma.
Ini bukan sekadar pelatihan, ini adalah investasi terbaik untuk masa depan kamu yang lebih damai dan bermakna. Daftarkan dirimu sekarang dan temukan versi terbaik dari diri kamu yang berani, kuat, dan penuh harapan!
Kesimpulan
Penyembuhan trauma adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Dalam perjalanan ini, citra diri adalah kompas yang menuntun kita kembali ke diri kita yang utuh. Mengingat pentingnya citra diri dalam proses pemulihan, sangatlah vital untuk tidak mengabaikan aspek ini.