
Pernah nggak sih, kamu merasa ada yang aneh di lingkungan kerja? Bukan soal tumpukan tugas yang bikin begadang, tapi soal interaksi dengan beberapa orang yang rasanya off. Candaan yang nyelekit, sindiran halus di depan banyak orang, sampai pengucilan secara perlahan. Kalau iya, kamu nggak sendirian. Fenomena ini nyata dan punya nama yaitu adult bullying atau perundungan dewasa.
Banyak yang mengira bullying itu cuma milik anak sekolahan. Padahal, di dunia profesional, perundungan bisa jauh lebih kompleks dan menyakitkan. Ini bukan lagi soal fisik, tapi perang mental yang menguras energi. Pertanyaannya, kenapa orang dewasa masih melakukan ini? Artikel ini akan mengupas tuntas alasan bully dewasa, dampaknya yang serius, dan yang terpenting, bagaimana kamu bisa menghadapinya dengan elegan sambil membangun mental kuat yang anti-goyah. Ini bukan soal menjadi korban, ini soal mengambil kembali kendali dan kekuatanmu.
Mengapa Perundungan Tetap Ada di Dunia Orang Dewasa? Mengupas Akar Masalahnya
Memahami alasan bully dewasa adalah langkah pertama untuk bisa menyusun strategi menghadapinya. Pelaku perundungan tidak selalu monster; sering kali mereka adalah individu yang bergulat dengan masalah internal mereka sendiri. Tindakan mereka adalah cerminan dari apa yang terjadi di dalam diri mereka, bukan cerminan nilaimu. Yuk, kita bedah satu per satu.
1. Insecurity yang Menjadi-jadi
Ini adalah alasan paling umum. Seseorang yang melakukan perundungan sering kali merasa terancam oleh kompetensi, popularitas, atau kebahagiaan orang lain. Mereka melihat kelebihanmu sebagai ancaman bagi posisi atau citra diri mereka. Alih-alih termotivasi untuk menjadi lebih baik, mereka memilih jalur pintas: menjatuhkanmu agar mereka merasa lebih tinggi. Sindiran soal hasil kerjamu yang bagus atau mengomentari caramu bersosialisasi bisa jadi tanda adanya insecurity yang mendalam dari pihak mereka.
2. Pola Asuh dan Pengalaman Masa Lalu
Luka masa lalu yang belum sembuh bisa menjadi pemicu. Seseorang yang dulunya adalah korban perundungan bisa saja tanpa sadar mengadopsi perilaku tersebut sebagai mekanisme pertahanan. Mereka berpikir, “Aku harus menjadi ‘predator’ sebelum aku menjadi ‘mangsa’ lagi.” Selain itu, ada juga yang tumbuh di lingkungan yang menormalisasi kritik pedas dan agresi verbal, sehingga mereka tidak sadar bahwa perilakunya menyakiti orang lain. Mereka menganggap itu cara berkomunikasi yang wajar.
3. Haus akan Kekuasaan dan Kontrol
Bagi sebagian orang, mengintimidasi dan merendahkan orang lain memberikan sensasi kekuasaan. Mereka menikmati perasaan bisa mengendalikan emosi dan reaksi targetnya. Di lingkungan kerja, ini bisa berupa micromanaging yang berlebihan, sengaja menahan informasi penting, atau memberikan tugas yang mustahil diselesaikan. Perilaku ini memberi mereka kepuasan sesaat karena merasa superior dan memegang kendali atas situasi.
4. Kurangnya Kecerdasan Emosional (EQ)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri serta orang lain. Pelaku perundungan sering kali memiliki tingkat kecerdasan emosional yang rendah. Mereka kesulitan berempati, tidak bisa membaca sinyal sosial, dan tidak paham bahwa kata-kata atau tindakan mereka memiliki dampak bullying pada orang dewasa yang sangat merusak. Bagi mereka, itu hanya “candaan” atau “kritik membangun”, padahal bagi korban itu adalah serangan personal.
5. Budaya Lingkungan yang Membiarkan (Toxic Workplace)
Perundungan tidak terjadi di ruang hampa. Ia tumbuh subur di lingkungan yang membiarkannya. Sebuah toxic workplace di mana manajemen menutup mata, tidak ada kebijakan yang jelas, atau bahkan atasan sendiri adalah pelakunya, menciptakan lahan subur bagi perilaku ini. Ketika tidak ada konsekuensi, para pelaku merasa bebas untuk terus beraksi. Inilah kenapa penting untuk tidak hanya fokus pada individu, tapi juga pada sistem yang ada di lingkungan tersebut.
Dampak Bullying pada Orang Dewasa yang Tak Bisa Dianggap Remeh
Jangan pernah meremehkan dampak bullying pada orang dewasa. Luka yang ditimbulkan mungkin tidak terlihat, tapi bekasnya bisa sangat dalam dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan.
- Kesehatan Mental Terguncang: Ini adalah dampak yang paling umum. Korban perundungan sering mengalami tingkat stres kronis, kecemasan (anxiety), serangan panik, hingga depresi. Rasa percaya diri yang tadinya kokoh bisa hancur berkeping-keping. Kamu jadi mempertanyakan kemampuan diri sendiri, merasa tidak berharga, dan terus-menerus waspada.
- Performa Kerja Menurun Drastis: Bagaimana bisa fokus pada pekerjaan jika setiap hari kamu harus berhadapan dengan drama dan energi negatif? Dampak bullying pada orang dewasa sering kali terlihat dari menurunnya produktivitas, sulit berkonsentrasi, sering membuat kesalahan, hingga hilangnya motivasi dan semangat kerja.
- Kehidupan Sosial yang Berantakan: Perundungan membuatmu sulit memercayai orang lain. Kamu bisa menjadi lebih tertutup, menghindari interaksi sosial di kantor, bahkan mulai menjaga jarak dari teman-teman karena takut dihakimi. Isolasi sosial ini justru memperburuk kondisi kesehatan mental.
- Gangguan Fisik Akibat Stres: Stres yang berkepanjangan akibat perundungan dapat bermanifestasi menjadi keluhan fisik. Mulai dari sakit kepala, gangguan tidur (insomnia), masalah pencernaan, hingga tekanan darah tinggi. Tubuhmu secara harfiah ikut merasakan sakitnya.
Memahami alasan bully dewasa dan dampaknya yang begitu luas membuat kita sadar bahwa ini bukanlah masalah sepele. Ini adalah isu serius yang membutuhkan solusi nyata.
Langkah Praktis Mengatasi Perundungan di Tempat Kerja
Oke, sekarang kita tahu penyebab dan dampaknya. Terus, harus bagaimana? Diam dan pasrah jelas bukan pilihan. Kamu punya kekuatan lebih dari yang kamu kira. Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk mengatasi perundungan di tempat kerja.
1. Validasi Perasaanmu dan Dokumentasikan Semuanya
Langkah pertama adalah mengakui bahwa apa yang kamu alami itu nyata dan tidak benar. Perasaanmu valid. Setelah itu, mulailah menjadi “detektif” untuk dirimu sendiri. Catat setiap insiden perundungan secara detail:
- Tanggal dan Waktu: Kapan kejadiannya?
- Tempat: Di mana lokasinya (ruang rapat, pantry, chat grup)?
- Pelaku: Siapa yang melakukannya?
- Saksi: Siapa saja yang melihat atau mendengarnya?
- Kronologi: Apa yang sebenarnya terjadi? Tuliskan kata-kata atau tindakan spesifiknya. Simpan bukti seperti email, tangkapan layar chat, atau rekaman (jika memungkinkan dan legal).
Dokumentasi ini bukan untuk balas dendam, tapi sebagai bukti konkret jika kamu perlu membawanya ke level selanjutnya, seperti ke HRD.
2. Kuasai Seni Komunikasi Asertif
Melawan perundungan tidak harus dengan agresi balik. Cara paling elegan adalah dengan komunikasi asertif. Ini adalah kemampuan untuk menyampaikan pikiran dan perasaanmu dengan jelas dan tegas, tanpa bersikap agresif atau pasif.
Contohnya:
- Saat seseorang menyela kamu di rapat: “Permisi [Nama], saya ingin menyelesaikan poin saya terlebih dahulu.”
- Saat diberi candaan yang menyinggung: “Saya kurang nyaman dengan candaan seperti itu. Tolong jangan diulangi lagi.”
Menguasai komunikasi asertif menunjukkan bahwa kamu memiliki batasan yang jelas dan tidak akan membiarkan orang lain menginjak-injaknya. Ini adalah skill krusial untuk membangun mental kuat di dunia profesional.
3. Bangun Support System yang Solid
Jangan memendam masalah ini sendirian. Beban akan terasa lebih ringan jika dibagi. Bicaralah dengan orang yang kamu percaya, entah itu pasangan, sahabat, atau anggota keluarga. Selain itu, coba identifikasi rekan kerja atau senior yang bisa menjadi sekutumu di kantor. Punya teman untuk sekadar berbagi cerita makan siang bisa menjadi penyelamat di tengah lingkungan yang tidak sehat.
4. Alihkan Fokus pada Pengembangan Diri
Salah satu cara terbaik untuk melawan negativitas adalah dengan berinvestasi pada diri sendiri. Daripada menghabiskan energi memikirkan perilaku si perundung, alihkan energi itu untuk hal-hal positif. Ikuti kursus online, pelajari skill baru, fokus pada target kerjamu, dan tunjukkan performa terbaikmu.
Seperti yang ditulis oleh Andrea Adams dan Neil Crawford dalam buku mereka, Bullying at Work: How to Confront and Overcome It, fokus pada kompetensi diri dapat secara tidak langsung mengurangi target perundungan. Pada halaman 87, mereka menekankan, “Ketika Anda memancarkan aura kompetensi dan kepercayaan diri, Anda menjadi target yang jauh lebih sulit bagi seorang perundung, yang sering kali mencari individu yang mereka anggap rapuh atau reaktif.” Ini menegaskan bahwa membangun mental kuat dan kapabilitas profesional adalah bentuk pertahanan diri yang sangat efektif.
Stop Perundungan Sekarang! Ciptakan Perubahan, Mulai dari Diri Sendiri
Menghentikan siklus perundungan adalah tanggung jawab kita bersama. Sudah saatnya kita bergerak dari posisi pasif menjadi agen perubahan. Inilah waktunya untuk bilang stop perundungan sekarang!
Perubahan dimulai dari kesadaran bahwa diam adalah bentuk persetujuan. Ketika kita melihat ketidakadilan terjadi dan memilih untuk tidak melakukan apa-apa, kita secara tidak langsung mengizinkan perilaku itu terus berlanjut. Jadilah seorang upstander, bukan bystander. Tawarkan dukungan pada rekan yang menjadi target, atau jika situasinya memungkinkan, tegur perilaku yang tidak pantas secara privat dan sopan.
Di sisi lain, perusahaan memegang peran vital. Mendorong terciptanya lingkungan kerja positif dengan kebijakan anti-perundungan yang jelas, saluran pelaporan yang aman, dan sanksi yang tegas adalah sebuah keharusan. Edukasi mengenai kecerdasan emosional dan komunikasi asertif bagi seluruh level karyawan dapat secara signifikan mengurangi alasan bully dewasa muncul di tempat kerja.
Ambil Kendali Karier dan Mentalmu bersama Talenta Mastery Academy
Memahami semua teori di atas memang penting, tapi mempraktikkannya di dunia nyata sering kali terasa menakutkan. Kamu mungkin berpikir, “Bagaimana cara memulai komunikasi asertif tanpa terdengar galak?” atau “Bagaimana cara efektif membangun mental kuat ketika sudah merasa lelah?”
Inilah saatnya kamu butuh bimbingan ahli. Untuk mengatasi perundungan di tempat kerja secara tuntas dan mengubah krisis menjadi peluang, kamu perlu membekali diri dengan skill set yang tepat.
Talenta Mastery Academy hadir sebagai jawaban atas kegelisahanmu. Bayangkan Talenta Mastery Academy menyediakan program pengembangan diri yang dirancang khusus untuk para profesional muda seperti kamu. Bayangkan dan rasakan di sini, kamu tidak hanya belajar teori, tapi juga praktik langsung untuk:
- Menguasai Komunikasi Asertif: Belajar menetapkan batasan dengan percaya diri dan elegan.
- Meningkatkan Kecerdasan Emosional: Memahami emosi diri dan orang lain untuk membangun relasi kerja yang sehat.
- Membangun Mental Kuat dan Resilien: Mengubah tekanan menjadi motivasi dan bangkit lebih kuat dari setiap tantangan.
Jangan biarkan perilaku segelintir orang menghambat potensi kariermu yang cemerlang. Saatnya bilang stop perundungan sekarang dan berinvestasi pada dirimu sendiri. Ini adalah langkah paling strategis untuk menciptakan masa depan kerja yang tidak hanya sukses secara finansial, tapi juga sehat secara mental.
Kunjungi website Talenta Mastery Academy sekarang juga, temukan program yang paling sesuai untukmu, dan mulailah perjalanan transformasimu. Jadilah pribadi berdaya yang tidak hanya bisa bertahan, tapi juga bersinar di lingkungan mana pun.
Kesimpulan
Pada akhirnya, alasan bully dewasa sangatlah beragam, mulai dari isu personal pelaku hingga budaya kerja yang permisif. Dampak bullying pada orang dewasa pun nyata dan merusak. Namun, berita baiknya adalah kita tidak berdaya. Dengan pemahaman yang tepat, strategi yang cerdas seperti komunikasi asertif, dan komitmen untuk membangun mental kuat, kita bisa mengatasi perundungan di tempat kerja.
Ingatlah bahwa nilaimu tidak ditentukan oleh opini atau perlakuan orang lain. Kamu adalah pengendali utama atas karier dan kebahagiaanmu. Mari bersama-sama kita katakan stop perundungan sekarang dan ciptakan dunia kerja yang lebih manusiawi, positif, dan suportif untuk semua.