Solusi Mengatasi Rasa Tertinggal Dalam Pencaian Hidup

Pernah nggak sih, kamu lagi santai-santai sambil buka media sosial, terus tiba-tiba jleb, lihat teman SMA posting foto wisuda S2 di luar negeri, teman kuliah udah pre-wedding, atau rekan kerja yang seumuran denganmu baru aja naik jabatan? Tiba-tiba, perasaan nyaman tadi langsung ambyar, digantikan sama satu pertanyaan besar di kepala “Kok hidup aku gini-gini aja, ya?” kalau kamu merasakannya, tenang, kamu nggak sendirian. Perasaan merasa tertinggal dalam hidup ini adalah “penyakit” umum yang menyerang generasi milenial dan Gen-Z.

Rasanya seperti semua orang sudah berlari kencang di lintasan balap, sementara kita masih bingung di garis start, bahkan nggak yakin ini lintasan yang benar atau bukan. Perasaan ini, yang sering disebut sebagai bagian dari quarter life crisis, bisa bikin kita jadi insecure, cemas, bahkan kehilangan motivasi. Kita mulai mempertanyakan semua pilihan hidup, mulai dari jurusan kuliah, pekerjaan sekarang, sampai hubungan asmara.

Tapi, tenang. Sebelum kamu makin tenggelam dalam overthinking, artikel ini akan membahas tuntas kenapa perasaan ini bisa muncul dan, yang paling penting, bagaimana solusi quarter life crisis yang bisa kamu terapkan. Ini bukan akhir dari segalanya, tapi justru bisa jadi titik awal untuk sebuah babak baru yang lebih keren dalam hidupmu, yaitu perjalanan pengembangan diri untuk menemukan potensi diri yang sesungguhnya. Yuk, kita Simak bersama. Pastikan kamu menyimak sampai akhir ya!

Kenapa Perasaan “Tertinggal” Ini Bisa Muncul?

Untuk bisa menemukan solusi, kita perlu paham dulu akarnya. Perasaan merasa tertinggal dalam hidup  ini bukan muncul tanpa sebab. Ada beberapa faktor pemicu yang seringkali nggak kita sadari.

1. Media Sosial

Ini adalah biang kerok utamanya. Media sosial adalah sebuah panggung di mana setiap orang menjadi sutradara bagi kehidupannya sendiri. Mereka hanya menampilkan highlight reel, bagian terbaik dan paling membahagiakan. Wisuda, liburan mewah, lamaran romantis, pencapaian karir. Jarang sekali ada yang mem-posting foto lagi nangis karena revisi skripsi, stres karena kerjaan, atau galau karena ditolak gebetan.

Ketika kita membandingkan “keseharian” kita yang penuh lika-liku dengan “panggung megah” orang lain, ya jelas kita akan merasa tertinggal. Kita lupa bahwa di balik setiap pencapaian yang mereka pamerkan, ada perjuangan, kegagalan, dan air mata yang tidak terlihat.

2. “Timeline” Kehidupan Fiktif dari Masyarakat

Sejak kecil, kita seolah-olah dicekoki dengan sebuah timeline kehidupan yang ideal. Lulus kuliah umur 22, kerja kantoran umur 23, menikah umur 25, punya anak sebelum 30, punya rumah sendiri, dan seterusnya. Ketika realita kita tidak sesuai dengan timeline fiktif ini, kita langsung panik dan merasa gagal.

Padahal, siapa yang membuat aturan ini? Setiap orang punya lintasan waktu dan perjuangannya masing-masing. Ada yang menemukan passion-nya di usia 40, ada yang baru memulai bisnis di usia 50, dan itu semua valid! Memaksakan diri untuk mengikuti timeline orang lain hanya akan membuat kita kehilangan arah dan jati diri.

3. FOMO (Fear of Missing Out)

FOMO atau ketakutan akan ketinggalan adalah efek samping langsung dari dua poin di atas. Kita takut ketinggalan tren, takut nggak punya cerita seru seperti teman-teman, dan takut dianggap “biasa-biasa saja”. Rasa takut ini mendorong kita untuk membuat keputusan yang terburu-buru, bukan berdasarkan apa yang benar-benar kita inginkan, melainkan berdasarkan apa yang “seharusnya” kita lakukan agar tidak ketinggalan. Inilah yang seringkali memperparah gejala quarter life crisis yang sedang dialami.

Memahami Fenomena Quarter Life Crisis

Kalau kamu merasakan semua hal di atas, perlu dipahami bahwa ini adalah fase yang sangat normal. Psikolog menyebut fenomena ini sebagai quarter life crisis, sebuah periode krisis identitas dan ketidakpastian yang umumnya terjadi pada individu berusia awal 20-an hingga pertengahan 30-an. Ini adalah fase transisi dari dunia pendidikan yang terstruktur ke dunia nyata yang penuh dengan pilihan dan tanggung jawab.

Dalam bukunya yang sangat relevan untuk kita, “The Defining Decade: Why Your Twenties Matter And How to Make the Most of Them Now”, Dr. Meg Jay, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa usia dua puluhan adalah dekade yang paling menentukan. Namun, bukan berarti kita harus sempurna. Justru di fase inilah kita membangun apa yang disebutnya sebagai “identity capital”.

Dr. Meg Jay (2012) menulis, “Identity capital adalah kumpulan aset personal kita; koleksi dari hal-hal yang kita miliki seperti keterampilan, pengalaman, hubungan, yang kita kumpulkan seiring waktu… Ini adalah investasi dalam diri kita sendiri.” (halaman. 8).

Artinya apa? Setiap pekerjaan, setiap hubungan, bahkan setiap kegagalan yang kamu alami sekarang adalah bagian dari proses pengembangan diri untuk membangun “modal identitas” tersebut. Jadi, daripada merasa merasa tertinggal dalam hidup , coba lihat fase ini sebagai kesempatan emas untuk berinvestasi pada diri sendiri. Kamu tidak sedang tertinggal, kamu sedang mengumpulkan aset.

Solusi Quarter Life Crisis yang Praktis dan Positif

Oke, sekarang kita sudah paham penyebab dan tahu bahwa ini adalah fase yang wajar. Terus, bagaimana solusinya? Kabar baiknya, ada banyak solusi quarter life crisis yang bisa kamu mulai terapkan dari sekarang.

1. Lakukan “Digital Detox” dan Berhenti Membandingkan

Langkah pertama yang paling dasar adalah mengurangi paparan terhadap pemicunya. Coba lakukan digital detox misalnya, batasi waktu main media sosial, unfollow akun-akun yang membuatmu merasa insecure, dan perbanyak mengikuti konten yang positif dan inspiratif. Ingat, satu-satunya perbandingan yang sehat adalah membandingkan dirimu hari ini dengan dirimu yang kemarin. Fokus pada progress, bukan kesempurnaan.

2. Definisikan Ulang Arti “Sukses” Versimu Sendiri

Buang jauh-jauh timeline fiktif dari masyarakat. Ambil jurnal atau selembar kertas, lalu tuliskan apa arti “sukses” menurut versimu sendiri. Apakah itu punya waktu fleksibel? Punya bisnis kecil yang kamu cintai? Punya kesehatan mental yang baik? Atau bisa travelling ke tempat-tempat baru? Ketika kamu punya definisi suksesmu sendiri, pencapaian orang lain tidak akan lagi menggoyahkanmu. Kamu berlari di lintasanmu sendiri, dengan garis finish yang kamu tentukan sendiri.

3. Temukan “Why” Kamu

Salah satu penyebab utama kita merasa hampa dan tertinggal adalah karena kita tidak tahu apa tujuan hidup kita. Viktor E. Frankl, seorang psikiater dan penyintas Holocaust, dalam bukunya yang legendaris, “Man’s Search for Meaning”, memperkenalkan sebuah konsep bernama Logoterapi.

Menurut Frankl (1959), dorongan utama dalam hidup manusia bukanlah kesenangan, melainkan penemuan dan pengejaran makna atau tujuan. Ia berpendapat, “Orang yang memiliki ‘mengapa’ untuk hidup dapat menanggung hampir semua ‘bagaimana’.” (halaman. 97).

Coba tanyakan pada dirimu “Apa yang membuatmu bersemangat?”, “Apa hal yang rela kamu kerjakan bahkan tanpa dibayar?”, “Isu apa yang paling kamu pedulikan?”. Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah langkah awal untuk menemukan potensi diri dan “mengapa” dalam hidupmu. Ini adalah solusi quarter life crisis yang paling mendalam.

4. Investasi Pada Pengembangan Diri

Daripada menghabiskan energi untuk cemas, alihkan energi itu untuk sesuatu yang produktif: pengembangan diri. Inilah kunci untuk keluar dari perasaan stagnan. Pelajari skill baru yang relevan dengan minatmu. Ikut kursus online, baca buku, hadiri seminar, atau belajar bahasa baru.

Setiap skill baru yang kamu kuasai adalah tambahan “identity capital” yang dibicarakan Dr. Meg Jay. Ini tidak hanya meningkatkan nilaimu di pasar kerja, tetapi juga membangun kepercayaan diri yang hancur karena perasaan merasa tertinggal dalam hidup . Ketika kamu fokus bertumbuh, kamu tidak akan punya waktu untuk melihat rumput tetangga.

Temukan Potensi Diri Bersama Talenta Mastery Academy

Memulai perjalanan pengembangan diri sendirian memang terkadang membingungkan. Kamu mungkin tahu harus berubah, tapi tidak tahu harus mulai dari mana. Kamu butuh arah, bimbingan, dan komunitas yang mendukung.

Jika kamu merasa relate dengan kondisi ini dan siap untuk mengambil langkah nyata, Talenta Mastery Academy hadir untukmu. Talenta Mastery Academy percaya bahwa setiap individu memiliki potensi luar biasa yang seringkali terpendam karena kebingungan dan krisis identitas di fase quarter life crisis.

Bayangkan Talenta Mastery Academy selain memberikan pelatihan hard skill, tetapi juga fokus membantu kamu untuk:

  • Menemukan Potensi Diri: Melalui sesi bimbingan dan asesmen terarah, Talenta Mastery Academy membantumu mengenali kekuatan, minat, dan “why” dalam hidupmu.
  • Merancang Career Path yang Tepat: Talenta Mastery Academy membantumu menyusun langkah-langkah strategis untuk karir yang sesuai dengan passion dan potensimu, bukan sekadar ikut-ikutan tren.
  • Membangun Soft Skills Krusial: Kemampuan seperti komunikasi, kepemimpinan, dan problem solving adalah kunci untuk bertumbuh di era modern.
  • Menyediakan Komunitas Positif: Kamu akan bertemu dengan individu-individu lain yang memiliki semangat yang sama untuk bertumbuh, menciptakan lingkungan yang suportif dan bebas dari penghakiman.

Jangan biarkan perasaan merasa tertinggal dalam hidup  melumpuhkanmu lebih lama lagi. Jadikan momen ini sebagai titik balik untuk berinvestasi pada aset terpentingmu: dirimu sendiri. Ini adalah solusi quarter life crisis yang paling proaktif dan berdampak jangka panjang.

Kesimpulan: Setiap Perjalanan Itu Unik, Termasuk Perjalananmu

Merasa tertinggal adalah perasaan yang valid, tetapi bukan takdir yang harus kamu terima. Itu hanyalah sebuah sinyal bahwa sudah saatnya kamu melihat ke dalam, bukan lagi ke luar. Berhentilah membandingkan Bab 1 dalam hidupmu dengan Bab 20 dalam hidup orang lain.

Setiap orang punya waktunya sendiri untuk mekar. Ada yang mekar di musim semi, ada yang di musim gugur. Keduanya sama-sama indah. Fokuslah untuk merawat dirimu, menyirami potensimu dengan ilmu dan pengalaman baru melalui pengembangan diri, dan percayalah bahwa perjalananmu unik dan berharga.

Perjalanan untuk menemukan potensi diri memang tidak instan, tapi setiap langkah kecil yang kamu ambil hari ini akan membawamu lebih dekat pada versi terbaik dirimu. Siap untuk memulai langkah pertamamu?

Hubungi Kami : +62 821-2859-4904

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *